“Bang, beli Indomie rebusnya satu.
Pedes ya, bang!”
Cuplikan kata diatas
mungkin sudah tak asing di telinga kita. Salah satu merk mie instan yang sudah
terkenal sejak dulu. Yups, INDOMIE. Selama ini kita telah salah memahami nama
sebenarnya sebuah mie instan. It’s noodle, not Indomie. Namanya hanya mie instan,
bukan indomie.
Terkadang masih banyak
masyarakat yang terlalu termindset dengan merk yang sering
berlalu-lalang di televisi. Banyak yang menyebut sebuah benda dengan merk yang
pertama kali muncul atau yang sudah terkenal. Seperti halnya beberapa merk sepeda
motor yang ada di Indonesia. Banyak orang yang memilih membeli sepeda motor
merk X karena sudah terkenal awet dan banyak yang memakainya atau karena sering
muncul di televisi. Contohnya saja
ketika Bapak A ditanya saat ingin membeli sepeda motor dan dia menjawab “saya
mau beli Honda yang merk Yamaha”. Analisis yang
kita dapat adalah Honda dan Yamaha adalah sebuah merk dan dihasilkan dari
pabrik yang berbeda, namun Bapak A menyebutkan bahwa Honda yang dimaksud adalah
sepeda motor, bukan merk Honda. Sedangkan sepeda motor yang ingin dibeli adalah
merk Yamaha.
Sama halnya ketika
seorang pedagang angkringan menulis “Sedia : INDOMIE GORENG dan INDOMIE KUAH”.
Walaupun menulis Indomie pada spanduknya, belum tentu makanan yang dihidangkan
adalah mie instan merk indomie, tapi yang lain. Perlu dipahami bahwa mindset
seseorang bisa berubah karena suatu kebiasaan. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah merk indomie mudah diingat atau indomie adalah mie
instan yang sering muncul di layar televisi. Kembali pada contoh merk sepeda
motor diatas, mengapa sepeda motor bermerk Honda lebih terkenal? karena
penyebutan namanya yang mudah dan tidak bertele-tele. Seperti kasus ini, mie
instan adalah nama asli mie instan dan indomie hanya sebuah merk.