Selasa, 17 Mei 2016

Laporan Praktikum: Hukum Archimides


I.              Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui benda-benda apa saja yang dapat terapung‚ tenggelam‚ melayang ataupun terapung dan tenggelam.
II.           Dasar Teori
Hukum Archimides adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimides‚ seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air.
Archimedes adalah ilmuan terbesar zaman purbakala. Beliau dikenal sebagai penemu sifat gaya apung (Hukum Archimedes), Hukum Kuas Katrol, dan Model Orbit Bintang. Menurut legenda beliau diperintah oleh Raja Hieron untuk menentukan apakah mahkota raja dibuat dari emas murni atau campuran tanpa merusak mahkota. Berhari-hari dia berpikir keras untuk mencari pemecahannya. Ketika kepala beliau terasa panaskarena terlalu banyak berpikir, dia masuk ke bak mandi umum dengan melepas semua pakaiannnya. Tiba-tiba dia bangkit dan lari dalam keadaan tak berbusana sepanjang jalan Syracuse sambil berteriak “UERIKA, UERIKA !” yang artinya “sudah kutemukan !”. Dia telah menemukan hukum gaya apung dan membuktikan bahwa mahkota raja terbuat dari emas campuran.
Adapun bunyi hukum Archimides adalah:“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.”

Dari bunyi hukum archimides diatas ternyata gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu–wa

Keterangan:
 FA           = gaya apung atau gaya ke atas (N),
Wu           = gaya berat benda di udara (N),
Wa            = gaya berat benda di dalam air (N)
Secara matematis hukum Archimides dapat dirumuskan:
FA = ρa x Va x g
Keterangan:
FA  =  Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa   =  Massa Jenis zat cair (kg/m3)            
V=  Volume air yang terdesak (m3)              
g    =  Percepatan Gravitasi (m/det2)

Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum Archimedes Yang Berbunyi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDGleQdQO3qZXgn1s_KLb_qEt9_W2MpoXgEXPBKtLOpmYHovfY36HBFtuT-N1FEQP_zdWYQZRnZLFr2dfoUOcK0UQ89Ikidh5BILuKoubNA52hs9owKwuvpB_Ng_R_jhhYH_3Sy6SvCyc/s1600/Hukum+Achimedes.jpg
 









1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda  yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.

1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi atas penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.  Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut dapat dipindahkan oleh badan kapal  besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.

2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

3. Jembatan Poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air



4. Teknologi Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas, misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi ringan.

III.        Alat dan Bahan
A.      Alat
1.         Kit Air
2.         Gelas Ukur
B.       Bahan
1.      Air
2.      Benda yang tidak tersedia di dalam kit seperti: kayu‚ plastik‚ besi‚ kerikil‚ pasir‚ dan batu

IV.        Cara Kerja
 













V.           Data Pengamatan

No
Benda
Terapung / tenggelam
1
Gumpal (bola) lilin mainan
Tenggelam
2
Lempeng logam
Tenggelam
3
Kubus pelat logam (berongga)
Tenggelam dan Terapung
4
Botol plastik
Terapung
5
Tutup botol plastik
Terapung
6
Kayu
Terapung
7
Plastik
Terapung
8
Batu
Tenggelam
9
Kerikil
Tenggelam
10
Pasir
Tenggelam


VI.        Pembahasan
Dari percobaan diatas‚ benda-benda yang dapat tenggelam diantaranya: lilin mainan yang dibentuk seperti gumpalan (bola)‚ lempeng logam‚ batu‚ kerikil‚ dan pasir. Hal ini dikarenakan massa jenis zat padat tersebut lebih kecil daripada massa jenis air.
Selain tenggelam‚ lilin mainan dapat juga terapung di dalam air jika ditengahnya dibentuk berongga (seperti mangkok). Rongga pada bagian tengah ini bertujuan agar volume air dapat dipindahkan oleh lilin mainan. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka lilin mainan terapung dan tidak tenggelam.
Selain lilin mainan‚ kubus pelat logam (berongga) juga mengalami hal yang sama yaitu dapat terapung dan dapat pula tenggelam. Kubus pelat logam (berongga) dapat terapung dikarenakan pelat logam tersebut mempunyai rongga ditengahnya yang berfungsi untuk memindahkan volume air seberat logam berongga tersebut.
Ketika dimasukkan ke dalam air dengan menghadapkan rongga pelat logam ke atas‚ pelat logam berogga tersebut akan mengalami gaya apung‚ sehingga dapat terapung. Pelat logam berongga dapat juga tenggelam jika ketika pelat logam berongga tersebut dimasukkan dalam keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah). Atau juga bisa dilakukan dengan mengisi pelat logam berongga tersebut dengan air sampai penuh. Hal ini dikarenakan volume air masuk ke dalam rongga pelat logam tersebut sehingga pelat logam dapat tenggelam. Seperti halnya kapal laut yang terbalik atau kapal laut yang bocor kemasukan air di dalamnya‚ Kapal laut tersebut akan tenggelam.
Sedangkan benda-benda yang dapat terapung adalah: botol plastik‚ tutup botol plastik ‚ kayu‚ dan plastik. Benda-benda tersebut dapat terapung karena massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air.

VII.     Kesimpulan
Dari percobaan diatas‚ praktikan dapat menyimpulkan bahwa benda dapat terapung apabila massa jenis benda tersebut lebih kecil daripada massa jenis air. Dan benda dapat tenggelam apabila benda tersebut mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air.
Benda yang awalnya tenggelam karena mempunyai massa jenis lebih besar dibanding air juga bisa terapung apabila benda tersebut dibentuk dengan membuat rongga ditengahnya seperti mangkok. Rongga tersebut berfungsi untuk memindahkan volume air yang terdesak oleh benda yang berongga tersebut‚ dan benda tersebut mempunyai gaya apung ketika dimasukkan dalam air sehingga benda dapat terapung. Tetapi benda berongga apabila dimasukkan dalam air dengan keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah) benda tersebut akan tenggelam juga.

VIII.  Daftar Pustaka


Semarang‚ 15 Oktober 2014
Dosen Praktikum                                                                     Praktikan


Yuanita‚ M. Pd                                                                       Hilmah Nuriya
133911110




Tidak ada komentar:

Posting Komentar