Senin, 16 Mei 2016

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DI MI



PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PADA MATERI KENAMPAKAN MATAHARI DI KELAS II MI MATHOLI’UL FALAH BUKO WEDUNG DEMAK TAHUN 2016/2017
MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA MI
Dosen Pengampu : Zuanita Adriyani, M.Pd


Disusun :
1. Ema Amalia                        (1403096082)
2. Rizkiyah Kamilawati          (1403096083)
3. Siti Mubarokah                   (1403096091)
4. Rikha Umami                      (1403096101)
5. Muhammad Ashif               (1403096112)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
            Pendidikan merupakan salah satu dari empat tujuan negara yang ada dalam pembukaan UUD 1945 yang telah dirumuskan oleh para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Rumusan tersebut merupakan rumusan yang berhubungan dengan pendidikan yang harus diperhatikan pemerintah Indonesia. Namun saat ini telah menjadi rahasia umum bahwa kualitas pendidikan sangatlah menentukan kualitas bangsanya. Karena itulah dibutuhkan pembaruan dalam dunia pendidikan yang meningkatkan kualitas manusianya.
Menurut Nurhadi,dkk, mengatakan bahwa yang harus dilakukan dalam pembaruan pendidikan adalah memperbarui efektivitas metode pembelajaran yang digunakan, selain itu juga pembaharuan dalam kurikulum dan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan. Pembaharuan ini dimaksudkan agar terciptanya metode pembelajaran yang efektif di kelas, yang lebih memanfaatkan potensi siswa.
Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pendidikan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan guru dimana kemampuan guru tidak hanya sebagai pentransfer ilmu saja namun juga harus bsa membantu peserta didik memahami dan menguasai apa yang diajarkan oleh guru. Maka dari itu, seorang guru harus kompeten dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas dengan baik agar hasil yang dicapai optimal serta tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Alasan kami memilih MI Matholi’ul Falah Desa Buko Kecamatan Wedung Kabupaten Demak sebagai tempat observasi karena madrasah tersebut terletak jauh dari perkotaan dan memungkinkan memiliki ketertinggalan dalam proses pembelajarannya. Selain itu, dugaan kami terhadap madrasah ini memiliki permasalahan yang sama seperti sekolah-sekolah di pedesaan pada umumnya, yakni minimnya fasilitas yang ada untuk menunjang pembelajaran IPA. Melihat proses pembelajaran IPA Kelas II di MI Matholi’ul Falah saat ini, siswa cenderung pasif, tidak antusias dan kurang memperhatikan guru. Hal ini karena guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah, pemberian tugas dan sekedar membaca. Hal inilah yang membuat peserta didik tidak antusias dan hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh guru saja, ini menyebabkan pembelajaran monoton dan tidak maksimal. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan guru biasanya ditandai  dengan perolehan nilai dari setiap akhir pembelajaran dengan memperhatikan standar nilai yang telah diteteapkan sekolah.
Kami memilih materi Kenampakan Matahari karena saat kami melakukan observasi guru sedang menerangkan bab tersebut. Setelah kami melihat di lapangan ternyata pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan alat peraga. Siswa hanya menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dan informasi dari guru sebagai sumber belajar.
Menerapkan model Active Learning diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan antusias siswa semakin aktif, serta pembelajaran yang berlangsung tidak monoton sehingga semangat belajar siswa semakin tinggi dan mempengaruhi hasil belajarnya. Tidak hanya menggunakan model Active Learning berbentuk Metode Eksperimen. Maka dari itu kami akan memberikan solusi pada guru yang bersangkutan untuk menggunakan model Active Learning demi menunjang peningkatan hasil belajar siswa.       
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Definisi, Prinsip-prinsip, dan Kelebihan dalam Model Pembelajaran Active Learning, ?
2. Bagaimana Definisi, karakteristi, langkah-langkah, serta kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen dalam penerapan pada Pembelajaran IPA?




BAB II
ISI
A. MODEL ACTIVE LEARNING
1. Definisi Active Learning
Pada dasarnya active learning adalah usaha untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Active learning menurut M. Dalyono adalah salah satu cara pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Hampir sama dengan Dalyono, Moh. Uzer Usman menambahkan salah satu manfaat yyang didapatkan dari active learning adalah adanya perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)
            2. Prinsip-prinsip Model Active Learning
Di dalam pembelajaran yang menggunakan active learning diperlukan adanya prinsip-prinsip active learning. Prinsip ini hendaknya diperhatikan agar pada saat proses pembelajaran siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang active learning diantaranya:
a. Stimulus belajar. Yang dimaksud dengan stimulus belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya disampaikan dengan upaya membantu agar siswa menerima pesan dengan mudah.
b. Perhatian dan motivasi. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, untuk memotivasi dan memberikan perhatian pada kegiatan belajar, guru dapat melakukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan. Motivasi belajar yang diberikan oleh guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi siswa.
c. Respon yang dipelajari. Keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, menilai kemampuan dirinya dalam menguasai informasi, melatih diri dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru dan lain-lain.
d. Penguatan .Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap bebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan yang berasal dari luar adalah nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, pemberian hadiah dan lain-lain.
e. Asosiasi. Secara sederhana, berfikir asosiatif adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuai dengan lainnya. Berfikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Asosiasi dapat dibentuk melalui pemberian bahan yang bermakna, berorientasi kepada pengetahuan yang telah dimiliki siswa, pemberian contoh yang jelas, pemberian latihan yang jelas, pemberian latihan yang teratur, pemecahan masalah yang serupa, dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Di sini siswa dihadapkan pada situasi baru yang dapat menuntut pemecahan masalah melalui informasi yang telah dimilikinya.
M. Dalyono mengemukakan bahwa beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar dan pembelajaran active learning, diantaranya adalah
a. situasi kelas menatang siswa melakukan kegiatan belajar bebas namun terkendali
b. guru lebih banyak memberikan rangsangan berpikir pada siswa untuk memecahkan masalah.
c. adanya keberanian siswa untuk mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan, baik kepada guru maupun teman.
d. guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas benar atau salah.
e. belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil tetapi juga dari segi proses belajar.
 f. kegiatan belajar dilakukan secara variasi, baik individu mauoun kelompok.
3. Kelebihan Active Learning
            Kelebihan dari pendekatan active learning adalah sebagai berikut
a. Siswa akan lebih mudah memahami pengajaran bahkan mereka akan sangat menikmati pelajaran yang akan diberikan.
b. Kreativitas siswa akan lebih berkembang
c. Meningkatkan Life skill (keterampilan hidup) sehingga dalam kehidupan sehari-hari siswa bisa lebih mandiri.
B. METODE EKSPERIMEN
1. Definisi Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan  dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati  masyarakat secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu, (Sumantri, 1999:157).
2. Karakteristik  Metode Eksperimen
Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (Triadi, 2011), yaitu:
a. Ada alat bantu yang digunakan                e. Ada pedoman untuk siswa
b. Siswa aktif melakukan percobaan            f. Ada topik yang dieksperimenkan
c. Guru membimbing                                    g. Ada temuan-temuan.
d. Tempat dikondisikan
Pengalaman belajar siswa dari penggunaan metode eksperimen :
a. Mengamati sesuatu hal                    d. Membuat kesimpulan
b. Menguji hipotesis                            e.  Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
c. Menemukan hasip percobaan          f. Menerapkan informasi dari ekperimen
Dari karakterisitik tentang metode eksperimen dapat ditarik kesimpulan bahwa metode eksperimen dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa, sikap ilmiah dapat muncul dalam pembelajaran melalui pengalaman melakukan eksperimen. 
Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakan tujuan pembelajaran IPA dalam melakukan metode ilmiah dan sikap ilmiah siswa. Dengan percobaan (eksperimen) melatih siswa untuk merekam semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran.
Eksperimen membelajarkan siswa terlibat secara aktif sebagai  upaya meningkatkan sikap ilmiah siswa. Dalam penemuan fakta dan data metode observasi dari sebuah eksperimen  mempunyai  peranan  yang sangat penting bagi peningkatan sikap ilmiah yang diharapkan. Berdasarkan karakteristiknya, metode eksperimen paling cocok diterapkan bagi siswa SD pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan sikap ilmiah.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Menurut Fathurrahman (2008:82), Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah a) Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol; b) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008:84) adalah sebagai berikut:
a)  Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b)   Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c) Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan.
d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.
e) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.
Prosedur metode pembelajaran eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah:
(a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
(b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
(c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
(d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Menurut Rusyan (Maulidia, 2011) metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan antara  lain sebagai berikut:
a. Melatih disiplin diri siswa  melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen.
b. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswamelalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung.
c. Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung.
d. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa
e. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswasecara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
Adapun kelemahan metode eksperimen antara lain:
a. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran.
b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial.
c. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan.
d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
            Setelah melakukan observasi di Kelas II MI Matholi’ul Falah Desa Buko Kecamatan Wedung Kabupaten Demak ternyata masih banyak kendala dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah saja tanpa menggunakan alat peraga pada materi Kenampakan Matahari. Untuk itu, kami memberikan solusi dari masalah tersebut dengan memberikan saran kepada guru yang bersangkutan untuk mengubah metode pembelajarannya yang semula hanya ceramah menjadi active learning dengan metode eksperimen. Dalam metode ini nantinya siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan karena siswa melakukan percobaan secara langsung yang kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka observer memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu perbaikan pembelajaran IPA untuk kedepannya, yaitu :
1. Perlunya penambahan media dan alat peraga di madrasah demi menunjangnya keberhasilan pembelajaran
2. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, guru bisa memakai berbagai metode yang dapat mengaktifkan siswa baik individu maupun kelompok.







DAFTAR PUSTAKA
Abdillah. 2011. Metode Eksperimen. Melalui http://gudangilmuabdi.blogspot.co.id/2011/03/metode-eksperimen.html diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 23.00
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Devi, Poppy K. 2010. Metode-metode Dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Nasih,  Ahmad dan Lilik K. 2009. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Rahayuningsih, Dwi. 2014. “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas II MI Muhammadiyah Trukan Karangasem Paliyan Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.  Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya
Tusholiha, Hadijah. 2010. “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Active Learning Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Sikap Asertif Siswa”. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Usman, Moh. Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Widarmika, Komang. 2012. Metode Eksperimen. Melalui http://komangwidarmika.blogspot.co.id/2012/12/metode-eksperimen.html diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 23.00



Tidak ada komentar:

Posting Komentar