Aku memakaimu sudah hampir 12 tahun yang lalu. Penutup kepala yang nyaman dan sekarang tak bisa aku tinggalkan. Penutup kepala, kami mengenakanmu bukan karena kami ingin memperlihatkan betapa kami berubah setelah memakaimu atau aku telah menjadi baik. Kami hanya hamba wanita yang ingin selalu taat padaNya dengan menutup sebagian aurat kami dengan penutup kepala.
Sejujurnya
kami hanya takut akan Sang Pencipta alam yang telah memerintahkan kami untuk
menutup aurat kami. Diantara sebagian aurat kami adalah mahkota yang tidak bisa
kami umbar begitu saja. Dan jika ada yang mencemooh kami saat kami ingin
mengajak mereka menutup auratnya, kami tak apa. Bukannya kami sok suci atau sok
baik mengajak teman wanita kami yang lain menutup auratnya. Kami hanya ingin
mereka mengingat perintahNya.
Kami
berjilbab seperti ini bukan karena kami menunjukkan “Kami Islam” tapi kami
hanya takut akan siksaanNya kelak. Kami berbaju longgar dan berjilbab besar
bukan karena kami mengikuti “aliran sesat” yang melenceng dari ajaran Islam di
Indonesia, hanya saja dengan pakaian itu untuk kami gunakan sebagai perisai
kami di samping menjalankan perintahNya.
Penutup
kepala, kami hanya ingin menuruti Tuhan kami dan tidak ingin memamerkan gaya
berbusana kami atau cara berjilbab kami. Kami juga tidak memerlukan penutup
kepala yang harganya ratusan ribu rupiah dan bermerk terkenal, yang terpenting
kami nyaman saat memakaimu. Kami tak perlu berkoar-koar di jejaring sosial
bahwa kami telah bertaubat dengan memakai penutup kepala atau mengaku sebagai
hamba yang taat.
Dalam
hati yang resah seperti ini, kami yakin Dia akan memberi petunjuk pada Kami.
Saat bertahun-tahun sudah memakai jilbab dan kami ingin memperbesar ukuran
jilbab kami hanya satu yang kami pikirkan “kami ingin menutup aurat kami dengan
sepenuhnya”. Namun kami tau saat kami mencoba memakai
penutup kepala yang sampai menutupi hampir semua badan (baca: syar’i) kami
masih tidak berani karena kami takut disebut sebagai “pengikut aliran sesat”
atau pengikut aliran yang berbeda di daerah kami. Padahal kami tau kami tak
perlu takut jika semua ini untukNya.
Apalah
kami hanya manusia yang bisanya hanya mencoba dan mencoba. Sempat ada yang
bertanya pada kami tentang apa yang terjadi pada kami saat ini, mengapa kami
berubah seperti ini? Kami belum bisa menjawab pertanyaan mereka. Hanya Allah
yang tau apa yang kami inginkan. Kami bukan hamba yang taat seperti hamba Allah
yang telah menyerahkan segala hidupnya, bukan pula Sayyidatina Fatimah Azzahra
putri Rasulullah SAW, namun kami hanya hamba yang mencoba taat dan selalu
menjalankan perintahNya. Kami sedang mencoba, karena kami ingat kami bukan
hamba sempurna. Kami akan terus mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar