Minggu, 12 Februari 2017

Damai = Memaafkan




Sebelumnya Rikha minta maaf gengs karena baru bisa posting Writing Challenge alias WC dari bu pimred Rieska Muyas yang dipos Ucil (baca: Aziz) minggu lalu. Ampun ya, ane minta maaf syekaliii karena minggu ini ane sibuk masak-masak di rumah. Alasan kedua adalah mager alias males gerak, tau sendiri lah musim ujan enaknya bobok cantik meluk guling sambil selimutan haha.
Aku sendiri kebingungan mau nulis apa dengan tema yang super berat usulan bu pim, tapi tulisan ini aku beranikan saja diposting di blog yang telah usang alias sawangen dadi omahe spider.
Sedikit ku ceritakan, pada awal tulisanku ingin ku tulis lagu perdamaian yang pernah dipopulerkan band legendaris Gigi, sayangnya aku kurang cepat sama si Tarjo yang udah ngepost tulisannya duluan. Hmm, ya sudah, kalau kata Fitri, "Lagi belum rejekinya mbak!" Setelah baca tulisan para pendahuluku yang udah ngepost tulisannya, sedikit banyak ngasih inspirasi padaku. Lumayan, ambil untung saja wkwk
***
Aku sedikit mengapresiasi Tarjo karena di tulisannya ia meminta maaf kepada seluruh crew yang telah ia bully berhari-hari sampai mungkin bikin makan gak nafsu, tidur gak nyenyak. Aku misalnya. Tapi ane jujur sekarang aja, kalo aku kalian bully emang di hati rasanya jlebb jlebb jlebb, lebih sakit ketimbang ditolak gebetan. Heu. Kayak Ucil nih kalo bully gak tanggung-tanggung, Ndut, sumpah sakit ziz, coba gebetanmu kamu panggil gitu pasti kamu udah digampar pake pantat panci kosan, aku yakin dah..  Tapi tak apa, karena aku pemaaf jadi aku maafkan kesalahnmu wkwk.
Berbicara perdamaian bagiku tak luput dari meminta maaf dan memaafkan. Coba pikir bagaimana damai ada jika diantara kita masih ada dusta. Heu, tidak pantas sekali. Memaafkan bagiku adalah melupakan, tak hanya kesalahan namun juga segala yang pernah terjadi. Contoh saja dua tahun lalu ketika pacarku selingkuh lalu memutuskan hubungan begitu saja. Kalau Aziz tau rasanya mungkin bakal menepuk-nepuk bahuku seraya berkata, "Laki-laki masih banyak!" atau "Mending jomblo saja, kayak aku, bebas." nasihat yang terakhir ini mungkin karena ia tak punya teman jomblo selain aku.
Tapi yasudahlah, ketika mantan pacarku itu mengemis maaf dan aku tak memaafkannya ada beban batin yang ku angkut dalam jiwaku. Berat sekali, mungkin berkilo-kilo atau berton-ton atau berpon-pon. Dari situlah aku mulai menyadari bahwa damai akan bersemayam di hidupku jika aku memaafkan kesalahan orang lain, walaupun sakitnya seperti dikatain Ucil gendut. Hmm..
Memaafkan kesalahan orang lain adalah bentuk gerbang menuju kedamaian, aku akan memaafkanmu dan melupakan apa yang telah kau perbuat. Aku akan melupakan segala kesalahanmu. Aku juga mengapresiasi sikap tegas Anandhi kepada Jagdish yang ngajak ia balikan lagi. Walaupun Anandhi sudah memaafkan Jagdish tapi tak harus kembali lagi kan. Kupikir Jadish itu sinting, setelah menyakiti seenaknya kok malah ngajak rujuk Anandhi. Untungnya Anandhi menolak dan memilih kehidupan barunya. Wkwk sorry gua korban sinetron India haha

Ya sudah ini adalah tulisan yang ngasal sekali, intinya tadi simpulkan sendiri. Semoga tidak ada yang kusakiti lewat tulisan ini. Jika kita mau damai, maafkan aku dan kumaafkan kamu.  Simpel kan? Juga satu lagi, memaafkan bukan berarti mau diajak balikan mantan fit. Wkwk
Wassalam