Setelah putus
Setelah putus mungkin kau tak menangisiku
Atau menyesali keputusan untuk pergi dariku
bulan pertama : aku hilang kesadaran karena aku masih
mencintaimu. Saat seperti ini aku masih berharap kedatanganmu di rumah tempat
kau bertemu kedua orang tuaku.
Bulan kedua : aku masih mencintaimu. Hanya saja aku berpikir
kau takkan kembali ke pelukku.
Bulan ketiga: aku masih mencintaimu, namun aku mulai
melupakanmu. Sedikit demi sedikit ku jahit luka yang masih terus basah di
hatiku.
Bulan keempat : aku masih mencintaimu dengan cinta yang
takarannya sedikit berbeda. Aku diam-diam menyusun rencana untuk membunuhmu
lewat kuburan yang ku namai lupa.
Bulan kelima : aku memperingati satu bulan kematianmu di
hatiku. Tak ada rangkaian bunga atau air mata di atas kuburanmu, hanya masih
ada rasa untuk menginjak nisan yang bertuliskan namamu.
Bulan keenam : aku masih saja memikirkanmu tanpa menggunakan
rasio. Perasaan gila dan ingatan tentangmu
yang tiba-tiba muncul. Aku bodoh.
Bulan ketujuh : aku masih berusaha lupa.
Bulan kedelapan : aku berhasil menghilangkan rasaku padamu.
Kebodohan yang selama ini ku lakukan akhirnya bisa ku akhiri. Menghilangkan
jejakmu satu persatu sudah ku tuntaskan. Aku pun terbesas. Aku lega.
Bulan ke sembilan dan hari ini : semoga Tuhan tak pernah
mempertemukan kita lagi.
April, 2016