Senin, 12 Desember 2016

Ciri-ciri Makhluk Hidup

Bab 1 : Makhluk hidup

Di kebun rumah atau sekolahmu banyak sekali makhluk hidup dan benda mati. Dapatkah kamu menyebutkan contoh makhluk hidup yang terdapat di lingkungan sekitarmu? Tahukah kamu ciri-ciri makhluk hidup?

A.Ciri-ciri makhluk hidup

1. Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan dan Minuman

Hewan membutuhkan makan Manusia membutuhkan makan Makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Makhluk hidup yang tidak makan berhari-hari dapat mati. Hewan peliharaan yang tidak diberi makanan dapat menjadi lemah. Bahkan akhirnya dapat mati. Manusia dan tumbuhan juga membutuhkan makanan. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan dapat menyerap air dan zat hara dari dalam tanah. Tumbuhan menyerapnya dengan menggunakanakarnya. Manusia membutuhkan makanan dan minuman setiap hari. Manusia akan merasa lapar jika terlambat makan. Jadi, makhluk hidup membutuhkan makanan agar tetap hidup.

2. Makhluk Hidup Berkembang Biak

Ayam berkembang biak dengan cara bertelur Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan keturunannya. Berkembang biak berarti menghasilkan keturunan. Hewan berkembang biak dengan cara bertelur dan beranak. Kucing, kambing, sapi, dan gajah berkembang biak dengan beranak. Sebaliknya, ayam, burung, dan katak berkembang biak dengan bertelur. Perkembangbiakan tumbuhan dapat dilakukan secara alami dan buatan. Perkembangbiakan secara alami, misalnya melalui tunas. Contohnya pada tumbuhan pisang. Selain itu, perkembangbiakan secara alami dapat dilakukan melalui biji. Contohnya mangga, rambutan, dan jeruk. Perkembangbiakan secara buatan dapat dilakukan dengan cangkok dan stek.

3. Makhluk Hidup Tumbuh

Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dari kecil menjadi besar. Biji kacang hijau dapat tumbuh menjadi kecambah. Kecambah memiliki akar dan daun. Manusia juga tumbuh, yaitu dari bayi hingga menjadi dewasa. Ciri-ciri pertumbuhan manusia adalah bertambahnya tinggi dan berat badan. Coba bandingkan tinggi badanmu dengan adikmu. Bandingkan pula tinggimu sekarang dan lima tahun lalu. Pasti berbeda karena mengalami perkembangan. Begitu pula dengan pertumbuhan hewan. Hewan tumbuh semakin tinggi dan besar. Lama-kelamaan hewan akan menyerupai induknya. Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan. Semakin lama batangnya membesar, daunnya rimbun, dan akarnya kuat.

4.Makhluk Hidup Bernafas

Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas. Saat bernapas manusia menghirup oksigen. Oksigen terkandung dalam udara. Manusia akan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Manusia dapat bertahan hidup meskipun tidak makan sehari. Akan tetapi, manusia tidak dapat hidup tanpa bernapas. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga bernapas.  Semua makhluk hidup mempunyai alat untuk bernapas.  Tumbuhan bernapas melalui pori-pori di permukaan daun.  Pori-pori ini disebut mulut daun (stomata). Hewan dapat bernapas dengan paru-paru dan insang. Sebagian besar hewan laut bernapas dengan insang.
Namun, ada juga hewan laut yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya paus dan lumba-lumba. Ada juga hewan yang bernapas dengan kulit. Misalnya, cacing tanah dan katak. Selain dengan paru-paru, katak dewasa bernapas dengan kulit. Kecebong bernapas dengan insang.
5. Makhluk Hidup Bergerak

Burung bergerak dengan sayapnya untuk terbang. Ikan bergerak dengan siripnya untuk berenang. Harimau, kucing, kambing, kuda, dan sapi bergerak menggunakan kakinya. Manusia bergerak, berjalan, dan berlari menggunakan kakinya. Tumbuhan termasuk makhluk hidup. Tumbuhan sesungguhnya juga bergerak. Tumbuhan bergerak mengikuti arah datangnya sinar matahari. Namun, tumbuhan tidak berpindah tempat.
6. Makhluk Hidup Peka terhadap Rangsangan

Tumbuhan putri malu akan menutup daunnya jika terkena sentuhan. Beberapa hewan juga peka terhadap sentuhan. Bekicot akan memasukkan kepalanya jika terkena sentuhan. Manusia juga peka terhadap rangsang. Manusia memiliki bagianbagian tubuh yang peka terhadap rangsang. Misalnya, mata peka terhadap rangsang cahaya. Telinga peka terhadap rangsang suara. Makhluk hidup membutuhkan udara untuk bernapas. Makhluk hidup juga membutuhkan air dan makanan. Selain itu, makhluk hidup juga membutuhkan tempat untuk hidup. Jika kekurangan air, tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan subur. Bahkan tumbuhan dapat mati. Jika kekurangan air, manusia akan merasa lemas. Bayi yang terkena diare akan kekurangan cairan dalam tubuhnya. Jika berlangsung terus-menerus, dapat membuat bayi itu meninggal. Begitu juga dengan hewan. Jika kekurangan air, tubuh hewan akan menjadi lemah. Hal ini juga dapat mengakibatkan kematian. Makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa adanya udara. Manusia membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal. Rumah melindungi dari cuaca dingin dan panas. Tumbuhan membutuhkan tempat yang cocok agar tumbuh subur. Hewan pun membutuhkan tempat hidup yang cocok. Misalnya, ikan yang hidup di air. Hewan-hewan liar seperti singa dan harimau membutuhkan hutan sebagai tempat hidup.

Minggu, 30 Oktober 2016

Esensi Bahasa; Sarana Berpikir Ilmiah



I. Pendahuluan
            Karangan ilmiah merupakan suatu karangan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, penyusunan menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Agar pekerjaan, temuan, gagasan, dan pikiran penulis karya ilmiah dapat dikomunikasikan secara baik kepada pembacanya, faktor bahasa menjadi sangat penting. Karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang baik memungkinkan substansi yang dikomunikasikan dapat ditangkap secara utuh oleh pembacanya.
            Bahasa di dalam proses berpikir tidak sekedar menjadi bumbu, tetapi mempunyai fungsi yang menentukan. Karena itu bahasa yang terpelihara di dalam karangan ilmiah adalah alat untuk menyampaikan tingkatan dan proses berpikir, argumentasi dan penalaran. Bahasa dalam setiap karangan ilmiah yang digunakan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kalimat-kalimat melibatkan kemampuan berpikir logis, struktur kalimat sesuai, kalimat dalam bab menggunakan ejaan yang baku, bahasa yang digunakan komunikatif, dan memperhatikan tanda baca dan penulisan dalam bahasa Indonesia. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai esensi bahasa sebagai saran berpikir ilmiah dan sifat bahasa dalam karya tulis imiah.
II. Rumusan Masalah
            1. Bagaimana Bahasa menjadi Sarana Berpikir Ilmiah?
            2. Bagaimana Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan?
III. Pembahasan
            1. Esensi Bahasa sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
        Ungkapan bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebuah definisi yang sudah biasa diungkapkan. Berbahasa dengan jelas artinya makna yang terkandung dalam kata-kata yang dipergunakan diungkapkan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain.
        Seorang ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latarbelakangnya masing-masing.
        Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan. Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah harus memenuhi kriteria logis, sistematis, dan lugas. Karya tulis ilmiah disebut logis, jika keterangan yang dikemukakan alasan yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulis disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika penyajian penguraian keterangan menggunakan bahasa yang langsung menunjukkan persoalan.
        Bahasa dalam struktur budaya, memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai sarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya pikir.
            2. Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
        Bahasa memiliki peranan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, maka dibutuhkan pula sebuah bahasa yang resmi dan bahasa baku agar penyampaian ilmu tidak terhambat hanya karena adanya kesalahpahaman karena bahasa yang digunakan.
        Melalui karya tulis ilmiah, kajian terhadap pengembangan keilmuan akan semakin luas. Banyak sekali kajian-kajian yang dapat diteliti dan dikembangkan demi memajukan bidang ilmu pengetahuan. Misalnya kajian keislaman. Kajian ini merupakan ilmu yang perlu dikaji tetapi harus ada komitmen untuk mempraktikkannya. Islam bukan hanya objek kajian, melainkan norma, doktrin, disiplin, dan nilai-nilai yang harus diamalkan. Dalam kajian Islam dapat dilakukan banyak penelitian untuk mengembangkan keilmuan Islam.
III. Kesimpulan
            Esensi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi atau alat pemersatu suatu bangsa. Bahasa dapat dijadikan sebagai sarana berpikir ilmiah. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, bahasa adalah sesuatu yang penting. Bisa dikatakan bahwa bahasa seperti alat vital dalam kehidupan. Pada bahasan yang telah dipaparkan diatas, bahasa menjadi akar dan produk budaya yang menjadi pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Lalu dalam kajian ilmiah penggunaan bahasa digunakan dalam penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan. Jadi esensi bahasa tidak sekedar sebagai alat komunikasi, melainkan luas harfiahnya.
IV. Daftar Pustaka
Resmini, Novi. 2003. Penggunaan Bahasa Dalam Artikel Ilmiah. Makalah Disajikan dalam      Lokakarya Lomba Karya Tulis Mahasiswa dan Program Kreativitas Mahasiswa Tingkat       FPBS UPI
Surachmad, Winarno. 1972. Dasar dan Tehnik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah.         Bandung: CV Tarsito
Suriasumantri, Jujun S.. 1998. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:  Pustaka Sinar Harapan

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu Pendidikan        Universitas Negeri Yogyakarta 

Selasa, 17 Mei 2016

Laporan Praktikum: Hukum Archimides


I.              Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui benda-benda apa saja yang dapat terapung‚ tenggelam‚ melayang ataupun terapung dan tenggelam.
II.           Dasar Teori
Hukum Archimides adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimides‚ seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air.
Archimedes adalah ilmuan terbesar zaman purbakala. Beliau dikenal sebagai penemu sifat gaya apung (Hukum Archimedes), Hukum Kuas Katrol, dan Model Orbit Bintang. Menurut legenda beliau diperintah oleh Raja Hieron untuk menentukan apakah mahkota raja dibuat dari emas murni atau campuran tanpa merusak mahkota. Berhari-hari dia berpikir keras untuk mencari pemecahannya. Ketika kepala beliau terasa panaskarena terlalu banyak berpikir, dia masuk ke bak mandi umum dengan melepas semua pakaiannnya. Tiba-tiba dia bangkit dan lari dalam keadaan tak berbusana sepanjang jalan Syracuse sambil berteriak “UERIKA, UERIKA !” yang artinya “sudah kutemukan !”. Dia telah menemukan hukum gaya apung dan membuktikan bahwa mahkota raja terbuat dari emas campuran.
Adapun bunyi hukum Archimides adalah:“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.”

Dari bunyi hukum archimides diatas ternyata gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu–wa

Keterangan:
 FA           = gaya apung atau gaya ke atas (N),
Wu           = gaya berat benda di udara (N),
Wa            = gaya berat benda di dalam air (N)
Secara matematis hukum Archimides dapat dirumuskan:
FA = ρa x Va x g
Keterangan:
FA  =  Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa   =  Massa Jenis zat cair (kg/m3)            
V=  Volume air yang terdesak (m3)              
g    =  Percepatan Gravitasi (m/det2)

Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum Archimedes Yang Berbunyi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDGleQdQO3qZXgn1s_KLb_qEt9_W2MpoXgEXPBKtLOpmYHovfY36HBFtuT-N1FEQP_zdWYQZRnZLFr2dfoUOcK0UQ89Ikidh5BILuKoubNA52hs9owKwuvpB_Ng_R_jhhYH_3Sy6SvCyc/s1600/Hukum+Achimedes.jpg
 









1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda  yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.

1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi atas penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.  Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut dapat dipindahkan oleh badan kapal  besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.

2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

3. Jembatan Poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air



4. Teknologi Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas, misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi ringan.

III.        Alat dan Bahan
A.      Alat
1.         Kit Air
2.         Gelas Ukur
B.       Bahan
1.      Air
2.      Benda yang tidak tersedia di dalam kit seperti: kayu‚ plastik‚ besi‚ kerikil‚ pasir‚ dan batu

IV.        Cara Kerja
 













V.           Data Pengamatan

No
Benda
Terapung / tenggelam
1
Gumpal (bola) lilin mainan
Tenggelam
2
Lempeng logam
Tenggelam
3
Kubus pelat logam (berongga)
Tenggelam dan Terapung
4
Botol plastik
Terapung
5
Tutup botol plastik
Terapung
6
Kayu
Terapung
7
Plastik
Terapung
8
Batu
Tenggelam
9
Kerikil
Tenggelam
10
Pasir
Tenggelam


VI.        Pembahasan
Dari percobaan diatas‚ benda-benda yang dapat tenggelam diantaranya: lilin mainan yang dibentuk seperti gumpalan (bola)‚ lempeng logam‚ batu‚ kerikil‚ dan pasir. Hal ini dikarenakan massa jenis zat padat tersebut lebih kecil daripada massa jenis air.
Selain tenggelam‚ lilin mainan dapat juga terapung di dalam air jika ditengahnya dibentuk berongga (seperti mangkok). Rongga pada bagian tengah ini bertujuan agar volume air dapat dipindahkan oleh lilin mainan. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka lilin mainan terapung dan tidak tenggelam.
Selain lilin mainan‚ kubus pelat logam (berongga) juga mengalami hal yang sama yaitu dapat terapung dan dapat pula tenggelam. Kubus pelat logam (berongga) dapat terapung dikarenakan pelat logam tersebut mempunyai rongga ditengahnya yang berfungsi untuk memindahkan volume air seberat logam berongga tersebut.
Ketika dimasukkan ke dalam air dengan menghadapkan rongga pelat logam ke atas‚ pelat logam berogga tersebut akan mengalami gaya apung‚ sehingga dapat terapung. Pelat logam berongga dapat juga tenggelam jika ketika pelat logam berongga tersebut dimasukkan dalam keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah). Atau juga bisa dilakukan dengan mengisi pelat logam berongga tersebut dengan air sampai penuh. Hal ini dikarenakan volume air masuk ke dalam rongga pelat logam tersebut sehingga pelat logam dapat tenggelam. Seperti halnya kapal laut yang terbalik atau kapal laut yang bocor kemasukan air di dalamnya‚ Kapal laut tersebut akan tenggelam.
Sedangkan benda-benda yang dapat terapung adalah: botol plastik‚ tutup botol plastik ‚ kayu‚ dan plastik. Benda-benda tersebut dapat terapung karena massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air.

VII.     Kesimpulan
Dari percobaan diatas‚ praktikan dapat menyimpulkan bahwa benda dapat terapung apabila massa jenis benda tersebut lebih kecil daripada massa jenis air. Dan benda dapat tenggelam apabila benda tersebut mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air.
Benda yang awalnya tenggelam karena mempunyai massa jenis lebih besar dibanding air juga bisa terapung apabila benda tersebut dibentuk dengan membuat rongga ditengahnya seperti mangkok. Rongga tersebut berfungsi untuk memindahkan volume air yang terdesak oleh benda yang berongga tersebut‚ dan benda tersebut mempunyai gaya apung ketika dimasukkan dalam air sehingga benda dapat terapung. Tetapi benda berongga apabila dimasukkan dalam air dengan keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah) benda tersebut akan tenggelam juga.

VIII.  Daftar Pustaka


Semarang‚ 15 Oktober 2014
Dosen Praktikum                                                                     Praktikan


Yuanita‚ M. Pd                                                                       Hilmah Nuriya
133911110