Cerita
Pemulung
Aku
mulai merangkak,
Dalam alas bebatuan coba tegakkan kaki
Berjalan untuk mengais materi
Ku daki bukit-bukit itu,
Menggendong tas berlukis gambar padi
Yang
ku bawa bukan buku atau pena hitam favoritku
Namun besi bengkok pengail sampah
Harumnya
menusuk indraku
Ibarat parfum mahal tikus negara
Tak
ku peduli, aku ini pemulung
Bauku
lebih wangi meskipun aku mandi dengan limbah
Dulu
mulut setan mengkoarkan pendidikan
Nyatanya
tak ku dapati bangku di tempatku berpijak
Berobat
gratis menjadi penyakit,
Bukan
penyakit rakyat, tapi borok wakil rakyat
Tak
ku sebut kau sebagai wakilku
Kau telantarkan
Aku,
Lihat
kami dalam kemiskinan
Mengharap
kejujuran darimu membuatku seperti menunggu kucing bertelur
Ahh..
janjimu dulu hanya omong kosong
Biaya
pendidikan murah?
Makan
susah apalagi kuliah
Ahh..
kita dibodohi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar