Selasa, 07 April 2015

Resensi Buku




Kepemimpinan Berdasar Kecerdasan Hati

Judul Buku          : Leading From The Heart
Penulis                 : Moid Siddiqui
Penerbit                : Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit       : 2014
Jumlah Hal         : 280
ISBN                      : 978-602-290-011-5
Resensator           : Nur Fadhilatur Rohmah

Era modern ini merupakan masa ketika sesuatu yang aneh sedang terjadi, dimana yang kotor dianggap bersih dan yang suci disalahartikan menjadi hina. Karenanya kini kita menyaksikan kemerosotan berbagai hal terjadi dikalangan masyarakat yang disebabkan menurunnya kualitas nilai-nilai dengan laju yang cepat. Sesuatu yang tidak terjadi selama beribu-ribu tahun lalu akhirnya menjadi hal yang biasa di zaman sekarang ini.
Hal tersebut selaras dengan pamaparan penulis mengenai kekacauan yang terjadi dalam sistem politik negara. Moid Siddiqui menyebutkan orang-orang membicarakan nilai-nilai dan kebajikan secara dangkal tanpa memperlihatkannya dalam laku kepemimpinan. Karenanya  kemerosotan yang paling menonjol ialah tentang kepemimpinan. Pemimpin yang seharusnya dapat menyelamatkan kehidupan malah menjadi biang kerok hancurnya kehidupan itu sendiri. Banyak pemimpin korup berkhotbah supaya rakyatnya menjauhi korupsi, mereka yang tidak sederhana menceramahi orang-orang agar sederhana, selain itu beberapa pemimpin berusaha mencari jalan keluar lewat jalur perundang-undangan. Mereka bukannya tidak memahami bahwa masalah besar seperti itu tidak dapat dipecahkan dengan keputusan legislatif.
Upaya itu tidak berguna sampai kita menyentuh akar permasalahannya. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan hati dalam kepemimpinan. Jika para pemimpin ingin memahami rakyat, satu-satunya akar untuk meraih mereka adalah melalui hati. Jika menghendaki rakyat berbudi luhur, para pemimpin harus mengisi hati mereka dengan cinta dan kebijaksanaan.
Selain kecerdasan hati, kearifan sufi juga dibutuhkan oleh pemimpin. Seorang sufi sejati adalah mereka yang bersembunyi dan memilih tidak dikenal. Kekayaan, kekuasaan, dan kedudukan duniawi tidak ada artinya. Dia mengerti bahwa keagungan tidak terletak pada kedudukan yang tinggi, keagungan diperuntukkan bagi orang yang menolak kedudukan. Bagi para sufi kemakmuran dan emas sama sekali tidak berarti, kekayaan seorang sufi terletak pada hatinya. Meskipun terlihat dari luar raganya sederhana namun sebenarnya memiliki jiwa yang kaya akan pengetahuan.
Seorang pemimpin yang memiliki hati sufi akan berjuang untuk kebenaran yang melindungi pihak tidak bersalah, dia membenci dosa bukan pendosa. Seluruh kerja kerasnya dilakukan untuk membenarkan rakyat alih-alih menghukum mereka (pendosa), dengan begitu rakyat akan percaya bahwa pemimpinnya memahami mereka. Namun, sebelum itu dia harus memahami diri sendiri. Seorang pemimpin yang tidak bisa memahami jati dirinya, bagaimana dia bisa memahami orang-orang yang dipimpinnya?
Pemimpin yang tidak mengenali jiwanya adalah pemimpin yang hatinya kosong secara spiritual. Ketika para pemimpin tumbuh tanpa hati, tidak menyadari keberadaan jiwa, mereka mendapatkan pertumbuhan yang menyimpang dengan pendekatan yang tidak seimbang. Para pemimpin seperti itu memimpin dari tingkat bawah kesadaran kepemimpinan dengan perspektif fisikal atau egoistis.
Dalam Leading From The Heart ini, diceritakan secara jelas pengalaman yang dialami oleh penulis  dalam menghadapi karakteristik atasan yang berbeda-beda, kehidupan dari beberapa tokoh sufi dunia seperti Al-Ghazali dan Mullah Nasruddin juga dijelaskan dalam buku ini. Selain itu ada juga contoh para pemimpin bijak yang berhasil dalam masanya, sehingga pembaca akan mudah memahami maksud dari buku ini. Namun, buku ini juga memiliki kelemahan dengan banyaknya penggunaan ungkapan-ungkapan spiritual dan filosofis yang mendalam, sehingga perlu pemahaman yang cukup untuk mengerti isinya.
Pada akhirnya buku setebal 280 ini sangatlah tepat dibaca oleh para pemimpin, kritikus, dan para pengamat politik bangsa. Buku ini membantu kita memahami antara apa yang kita anggap baik dan apa yang benar-benar baik. Pembaca diajak untuk mengenali karakter-karakter pemimpin yang dapat memajukan kehidupan bangsa, mengenali pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat dan negara. Selain itu, pembaca juga diajak untuk berfikir kritis dalam menentukan para pemimpin yang nantinya akan memimpin bangsa sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Selain itu, buku ini juga dapat dijadikan wadah untuk memperbaiki diri bagi para pemimpin bangsa yang selama ini menyeleweng dari hak-hak yang dimiliki sebagai wakil rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar