Selasa, 17 Mei 2016

Laporan Praktikum: Hukum Archimides


I.              Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui benda-benda apa saja yang dapat terapung‚ tenggelam‚ melayang ataupun terapung dan tenggelam.
II.           Dasar Teori
Hukum Archimides adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimides‚ seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air.
Archimedes adalah ilmuan terbesar zaman purbakala. Beliau dikenal sebagai penemu sifat gaya apung (Hukum Archimedes), Hukum Kuas Katrol, dan Model Orbit Bintang. Menurut legenda beliau diperintah oleh Raja Hieron untuk menentukan apakah mahkota raja dibuat dari emas murni atau campuran tanpa merusak mahkota. Berhari-hari dia berpikir keras untuk mencari pemecahannya. Ketika kepala beliau terasa panaskarena terlalu banyak berpikir, dia masuk ke bak mandi umum dengan melepas semua pakaiannnya. Tiba-tiba dia bangkit dan lari dalam keadaan tak berbusana sepanjang jalan Syracuse sambil berteriak “UERIKA, UERIKA !” yang artinya “sudah kutemukan !”. Dia telah menemukan hukum gaya apung dan membuktikan bahwa mahkota raja terbuat dari emas campuran.
Adapun bunyi hukum Archimides adalah:“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.”

Dari bunyi hukum archimides diatas ternyata gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu–wa

Keterangan:
 FA           = gaya apung atau gaya ke atas (N),
Wu           = gaya berat benda di udara (N),
Wa            = gaya berat benda di dalam air (N)
Secara matematis hukum Archimides dapat dirumuskan:
FA = ρa x Va x g
Keterangan:
FA  =  Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa   =  Massa Jenis zat cair (kg/m3)            
V=  Volume air yang terdesak (m3)              
g    =  Percepatan Gravitasi (m/det2)

Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum Archimedes Yang Berbunyi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDGleQdQO3qZXgn1s_KLb_qEt9_W2MpoXgEXPBKtLOpmYHovfY36HBFtuT-N1FEQP_zdWYQZRnZLFr2dfoUOcK0UQ89Ikidh5BILuKoubNA52hs9owKwuvpB_Ng_R_jhhYH_3Sy6SvCyc/s1600/Hukum+Achimedes.jpg
 









1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda  yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.

1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi atas penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.  Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut dapat dipindahkan oleh badan kapal  besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.

2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

3. Jembatan Poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air



4. Teknologi Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas, misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi ringan.

III.        Alat dan Bahan
A.      Alat
1.         Kit Air
2.         Gelas Ukur
B.       Bahan
1.      Air
2.      Benda yang tidak tersedia di dalam kit seperti: kayu‚ plastik‚ besi‚ kerikil‚ pasir‚ dan batu

IV.        Cara Kerja
 













V.           Data Pengamatan

No
Benda
Terapung / tenggelam
1
Gumpal (bola) lilin mainan
Tenggelam
2
Lempeng logam
Tenggelam
3
Kubus pelat logam (berongga)
Tenggelam dan Terapung
4
Botol plastik
Terapung
5
Tutup botol plastik
Terapung
6
Kayu
Terapung
7
Plastik
Terapung
8
Batu
Tenggelam
9
Kerikil
Tenggelam
10
Pasir
Tenggelam


VI.        Pembahasan
Dari percobaan diatas‚ benda-benda yang dapat tenggelam diantaranya: lilin mainan yang dibentuk seperti gumpalan (bola)‚ lempeng logam‚ batu‚ kerikil‚ dan pasir. Hal ini dikarenakan massa jenis zat padat tersebut lebih kecil daripada massa jenis air.
Selain tenggelam‚ lilin mainan dapat juga terapung di dalam air jika ditengahnya dibentuk berongga (seperti mangkok). Rongga pada bagian tengah ini bertujuan agar volume air dapat dipindahkan oleh lilin mainan. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka lilin mainan terapung dan tidak tenggelam.
Selain lilin mainan‚ kubus pelat logam (berongga) juga mengalami hal yang sama yaitu dapat terapung dan dapat pula tenggelam. Kubus pelat logam (berongga) dapat terapung dikarenakan pelat logam tersebut mempunyai rongga ditengahnya yang berfungsi untuk memindahkan volume air seberat logam berongga tersebut.
Ketika dimasukkan ke dalam air dengan menghadapkan rongga pelat logam ke atas‚ pelat logam berogga tersebut akan mengalami gaya apung‚ sehingga dapat terapung. Pelat logam berongga dapat juga tenggelam jika ketika pelat logam berongga tersebut dimasukkan dalam keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah). Atau juga bisa dilakukan dengan mengisi pelat logam berongga tersebut dengan air sampai penuh. Hal ini dikarenakan volume air masuk ke dalam rongga pelat logam tersebut sehingga pelat logam dapat tenggelam. Seperti halnya kapal laut yang terbalik atau kapal laut yang bocor kemasukan air di dalamnya‚ Kapal laut tersebut akan tenggelam.
Sedangkan benda-benda yang dapat terapung adalah: botol plastik‚ tutup botol plastik ‚ kayu‚ dan plastik. Benda-benda tersebut dapat terapung karena massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air.

VII.     Kesimpulan
Dari percobaan diatas‚ praktikan dapat menyimpulkan bahwa benda dapat terapung apabila massa jenis benda tersebut lebih kecil daripada massa jenis air. Dan benda dapat tenggelam apabila benda tersebut mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air.
Benda yang awalnya tenggelam karena mempunyai massa jenis lebih besar dibanding air juga bisa terapung apabila benda tersebut dibentuk dengan membuat rongga ditengahnya seperti mangkok. Rongga tersebut berfungsi untuk memindahkan volume air yang terdesak oleh benda yang berongga tersebut‚ dan benda tersebut mempunyai gaya apung ketika dimasukkan dalam air sehingga benda dapat terapung. Tetapi benda berongga apabila dimasukkan dalam air dengan keadaan terbalik (rongga menghadap ke bawah) benda tersebut akan tenggelam juga.

VIII.  Daftar Pustaka


Semarang‚ 15 Oktober 2014
Dosen Praktikum                                                                     Praktikan


Yuanita‚ M. Pd                                                                       Hilmah Nuriya
133911110




Laporan Praktikum: Adaptasi Binatang



I.                   Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.      Mengetahui adapatasi binatang secara morfologi‚ fisiologi‚ dan tingkah laku
2.      Mengetahui fungsi paruh/kepala dari berbagai binatang
3.      Mengetahui fungsi kaki dari berbagai binatang
4.      Mengetahui cara hewan melidungi diri

II.                Dasar Teori
A.    Adaptasi
Manusia‚ hewan‚ dan tumbuhan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut bertujuan untuk mempertahankan kelestarian hidupnya di alam agar tidak punah. Manusia‚ hewan‚ dan tumbuhan dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam keadaan lingkungan yang berbeda.
Tempat hidup suatu makhluk hidup disebut habitat‚ yang terdiri dari habitat darat dan habitat air. Tiap makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Prses menyesuaikan diri terhadap lingkungannya disebut adapatasi. Makhluk hidup yang telah beradaptasi sukar untuk berpindah di lingkungan lain.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi yaitu:
a.       Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Kaki itik mempunyai selaput diantara jari-jarinya. Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan contoh dari adaptasi morfologi. Burung kalibri mempunyai paruh panjang dan runcing untuk menghisap madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui organ tubuhnya.
b.      Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk dipahami.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi dengan makanan  secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose.
c.       Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan  dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Cicak akan melepaskan ekornya pada saat berada dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangnya.

B.     Habitat Darat
Di habitat darat‚ bentuk mulut binatang yang satu dengan yang lain berbeda. Bentuk mulut binatang itu tergantung jenis makanannya. Kupu-kupu mempunyai belalai untuk menghisap madu. Nyamuk mempunyai belalai penusuk dan pengisap untuk mengambil darah dari mangsanya. Paruh burung pemakan serangga berbeda dengan paruh burung pemakan nangkai‚ paruh burung nuas dan paruh burung pemakan biji-bijian. Bentuk kaki hewanpun berbeda-beda. Cakar burung buas besar-besar dan kuat yang siap untuk menerkam. Cakar itik lembut karena hanya berguna untuk berjalan‚ tapi kakinya berselaput karena digunakan untuk berenang
.
C.     Habitat Air
Habitat binatang air tawar berbeda dengan habitat binatang yang ada di laut. Ikan laut tidak dapat hidup di air tawar‚ sebaliknya ikan air twar juga tidak dapat hidup di laut. Makhluk yang hidup di dekat permukaan laut berbeda dengan makhluh hidup yang hidup di tempat yang jauh ke dalam. Ikan bernapas dengan insang agar bisa hidup di air. Ikan paus‚lumba-Lumba‚ duyung‚ dan singa laut tidak mempunyai insang. Mereka adalah hewan mamalia yang bernapas menggunakan paru-paru‚ sesekali mereka muncul ke permukaan laut untuk bernapas.

III.             Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kit penyesuaian diri binatang.
IV.             Cara Kerja
 










V.                Data Pengamatan
Paruh Burung
Burung
Fungsi Paruh
Alasan
Pelatuk
Melubangi batang pohon untuk mencari makanan/serangga dan membuat sarang
Bentuknya runcing agak panjang
Elang
Mencabik-cabik mangsanya
Bentuknya meruncing, tajam seperti kait
Bangau
Menangkap ikan dan mencari mangsa dengan menusuk-nusuk di perairan dangkal
Bentuknya panjang dan besar
Bebek
Menggali dan mengeruk di dasar air dangkal.
Menyaring makanan di lumpur
Bentuknya seperti sudu dan pangkal bergrigi

Kaki Burung
Burung
Fungsi Kaki
Alasan
Pelatuk
Memanjat pohon untuk mecari makanan dan mebuat sarang
Bentuknya 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang
Bangau
Untuk berjalan diatas air ketika mencari makanan
Bentuknya panjang
Elang
Mencengkeram mangsanya
Bentuknya jari kaki pendek, kuku melengkung, tajam dan cakar panjang
Bebek
Untuk berenang dan menyelam
Bentuknya berselaput

Cara burung melindungi diri

Burung
Cara Melindungi Diri
Alasan
Pelatuk
Membuat sarang di pohon
Menghindari musuhnya
Elang
Membuat sarang di pohon
Memiliki paruh dan kuku yang tajam
Menghindari musuhnya dan membela dirinya
Bangau
Membuat sarang di semak
Menghindari musuhnya
Bebek
Berenang dengan cepat
Jika diperlukan, paruhnya akan mematuk mangsanya
Menghindari musuhnya dan melindungi dirinya

Kepala hewan air

Hewan
Kepala
Alasan
Buaya
Mulutnya bisa menelan mangsa yang besar
Bentuknya besar dan panjang
Di dalam mulutnya terdapat gigi yang tajam
Lele
Menangkap mangsa di dasar air yang gelap atau keruh
Mempunyai patil yang peka untuk mencari mangsa
Cumi-cumi
Menangkap mangsa dengan cepat
Mempunyai tangan delapan buah dan penglihatan yang baik
Penyu
Memakan tumbuhan di air
Bentuknya bulat


Alat gerak hewan air

Hewan
Cara bergerak
Alasan
Buaya
Berenag tanpa membuat air beriak
Untuk mengintai mangsa.
Pada jarak dan saat yang tepat buaya akan menerkam mangsanya
Cumi-cumi
Bisa mundur lebih cepat daripada maju
Memiliki delapan buah tentakel.
Memiliki cairannberupa tinta hitam untuk mengelabui musuh/ mangsa
Penyu
Berenang dan menggali pasir pantai
Bentuknya pipih menyerupai dayung sampan
Lele
Berenang di air
Memiliki sirip dan ekor

Cara hewan air melindungi diri

Hewan
Alat pelindung
Alasan
Buaya
Mulut/moncong
Di dalamnya terdapat gigi yang banyak dan sangat tajam
punggungnya
Terdapat sisik/duri yang tajam
Ikan lele
Patil
Tajam dan beracun sehingga dapt menyebabkan luka dan gatal-gatal
kulitnya
Memiliki lendir sehingga licin dan dapat berenag cepat
Cumi-cumi
Zat beracun
Membuat air keruh lalu melarikan diri
Warna tubuhnya
Bening untuk mengelabui mangsa.musuhnya
Penyu
tempurung
Keras dan kuat


VI.             Pembahasan
Setiap binatang mempunyai lingkungan hidup yang berbeda-beda. Burung dapat terbang di udara. Karena burung mempunyai alat gerak berupa sayap. Harimau hidup di darat‚ karena harimau mempunyai alat gerak yang berupa kaki. Bulu harimau berwarna loreng-loreng supaya harimau terlihat menyatu dengan lingkungannya yang banyak rumput dan pepohonan. Ikan hidup di air karena ikan mempunyai alat gerak berupa sirip. Ikan juga dapat bernapas di air menggunakan insang. Ikan mempunyai bentuk tubuh yang pipih‚ bentuk tubuh itu memudahkannya untuk bergerak di air.
Hewan yang dapat hidup di air dan di darat disebut amfibi. Mereka mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bentuk dan warna tubuh hewan menyesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya.
Pada tabel paruh burung‚ didapatkan bentuk  paruh burung yang berbeda-beda. Bentuk paruh burung sesuai dengan fungsinya untuk memperoleh makanan dan jenis habitatnya. Burung pelatuk mempunyai bentuk paruh yang runcing dan agak panjang. Paruh tersebut berfungsi untuk melubangi batang pohon untuk mencari makanan. Burung elang mempunyai bentuk paruh meruncing‚ tajam seperti kait yang berfungsi untuk mencabik-cabik mangsanya. Bangau mempunyai bentuk paruh yang panjang dan besar yang berfungsi untuk menangkap ikan dan mencari mangsa dengan menusuk-nusuk di perairan dangkal. Bebek mempunyai paruh berbentuk sudu dan pangkal bergerigi yang befungsi untuk menggali dan mengeruk di dasar air yang dangkal dan menyaring makanan di lumpur.
 Pada tabel bentuk kaki burung‚ didapatkan bentuk  kaki burung yang berbeda-beda. Bentuk kaki burung sesuai dengan fungsinya untuk memperoleh makananya. Burung pelatuk mempunyai bentuk kaki 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang. Kaki itu berfungsi untuk memanjat pohon untuk mencari makanan dan membuat sarang. Kaki bangau bentuknya panjang yang berfungsi untuk berjalan diatas air ketika mencari makanan. Burung elang mempunyai jari kaki yang pendek dengan kuku yang melengkung tajam dan cakar panjang yang berfungsi untuk mencengkeram mangsanya. Kaki bebek bentuknya berselaput yang berfungsi untuk berenang dan menyelam.
Burung melindungi diri dengan membuat sarang di tempat yang terlindung. Beberapa jenis burung memiliki kuku dan paruh yang tajam. Bentuk kepala hewan air sesuai dengan jenis habitat dan caranya memperoleh makanan. Mulut buaya bisa menelan mangsa yang besar karena memiliki bentuk kepala yang besar dan panjang. Di dalam mulutnya terdapat gigi yang tajam. Lele dapat menangkap mangsaa di dasar air yang gelap dan keruh karena lele mempunyai patil yang peka untuk mencari mangsa. Cumi-cumi dapat menangkap mangsa dengan cepat karena mempunyai 8 buah tangan dan penglihatan yang baik. Dan penyu dapat memakan tumbuhan di air karena bentuknya bulat.
Alat gerak pada hewan air sesuai dengan cara bergerak dan tingkah lakunya. Buaya bergerak dengan cara berenang tanpa membuat air beriak untuk mengintai mangsa. Cumi-cumi dapat bergerak mundur lebih cepat daripada maju karena memiliki 8 buah tentakel. Penu dapat berenang dan menggali pasir di pantai karena bentuknya pipih menyerupai dayung sampan. Lele dapat berenang di air karena memiliki sirip dan ekor.
Hewan air dapar melindungi diri dengan mulut dan punggung tubuh. Buaya melindungi diri dengan  mulutnya yang terdapat banyak gigi dan tajam. Lele melindungi diri dengan patilnya yang beracun sehingga dapat menyebabkan luka dan gatal-gatal. Cumi-cumi melindungi diri dengan zat beracun yang membuat air keruh lalu melarikan diri. Penyu melindungi diri dengan tempurungnya yang keras dan kuat.

VII.          Kesimpulan

Dari praktikum ini praktikan dapat menyimpulkan bahwa hewan mempunyai  kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya yang disebut dengan adaptasi. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan.
Bentuk dan warna tubuh hewan menyesuaiakan dengan lingkungan tempat hidupnya. Bentuk paruh burung sesuai dengan fungsinya untuk memperoleh makanan dan jenis habitatnya. Bentuk kaki burung sesuai dengan fungsinya untuk memperoleh makanannya. Burung melindungi diri dengan membuat sarang di tempat yang terlindung. Beberapa jenis burung memiliki paruh dan kuku yang tajam. Bentuk kepala hewan air sesuai dengan habitat dan caranya memperoleh makanan. Alat gerak pada hewan sesuai dengan cara bergerak dan tingkah lakunya. Hewan air dapat melindungi diri dengan mulut dan puggung tubuhnya. Beberapa jenis mempunyai zat tertentu seperti tinta dan patil.

VIII.       Daftar Pustaka

Sudibyo‚ Elok. 2008. Mari Belajar IPA 3: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan‚ Departemen Pendidikan Nasional.
Hardinah‚ Hesti dan Sulistiono. 2010. RPAL. Semarang: CV. Aneka Ilmu.




Semarang‚ 24 Desember  2014



Dosen Praktikum                                                                     Praktikan



Yuanita‚ M. Pd                                                                       Hilmah Nuriya
133911110